JUAL BELI PERALATAN PHOTOGRAPHY DI BALI

Bahaya Keputihan Pada Wanita Hamil

foto by : Wayan yasa
WANITA lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satunya dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada kondisi pencernaan. Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan risiko terjadinya keputihan.

Namun sebagian besar perempuan hamil tidak pernah mengeluhkan keputihan yang tiba-tiba dideritanya. Hal ini karena merasa tidak merasa terganggu. Padahal, jika dibiarkan berlarut-larut keputihan tersebut bisa membahayakan kehamilanya. Tak hanya dapat menyebabkan persalinan prematur (prematuritas), keputihan pada kehamilan juga dapat menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya serta kelahiran bayi dengan berat lahir rendah. Itu sebabnya, sangat dianjurkan pada ibu hamil agar segera melakukan pemeriksaan kehamilan jika mendapatkan dirinya mengalami keputihan. Apalagi jika keputihan tersebut mulai timbul gejala gatal yang sangat hingga cairan berbau.

Dari bermacam keputihan, ada tiga jenis yang dapat terjadi pada kondisi hamil. Yaitu Kandidosis vulvovaginal, Vaginosis baterialis dan Trikomoniasis.


Kondidosis Vulvovaginal
Kandidosis vulvovaginal dapat terjadi karena pertumbuhan berlebihan sel-sel jamur, kondidi yang memudahkan pertumbuhan tersebut antara lain : kehamilan, pemakaian kontrasepsi oral kombinasi, pemakaian antibiotika berlebihan, menstruasi, diabetes mellitus (kencing manis), penyakit-penyakit yang menurunkan daya kekebalan tubuh, kebiasaan irigasi/bilas vagina, cairan pembersih/pewangi vagina, vaginal jeli atau pemakaian celana dalam yang ketat dengan ventilasi yang kurang. Gejalanya muncul cairan kental, berbau sangat tajam dan disertai dengan rasa gatal akibat cairan keputihan sudah mengiritasi dan membuat lecet vulva. Ibu hamil juga akan merasakan nyeri saat berkemih dan saat bersenggama.

Vaginosis Bakterialis
Adanya perubahan ekosistem dalam area genital. Yaitu keadaan menghilangnya jumlah Laktobasili yang normal dan disertai oleh pertumbuhan berlebihan dari mikroorganisme lain dalam konsentrasi yang tinggi. Dibandingkan pada saat tidak hamil, frekuensi terjadinya Vaginosis bakterialis pada perempuan hamil cukup tinggi sekitar 16-24 persen. Gejalanya muncul cairan kental, berbau sangat tajam. Pada kondisi parah barulah muncul rasa gatal.

Trikomoniasis
Trichomonas vaginalis (trikomoniasis), yaitu protozoa yang mempunyai flagel, pada manusia biasanya terdapat di uretra (saluran kemih). Ditularkan pada umumnya melalui hubungan seksual. Gejala yang timbul berupa iritasi pada area genital, rasa panas, gatal dan nyeri yang dapat terasa di daerah vulva dan paha, perineum (kulit di antara vagina dan anus), dapat pula disertai nyeri saat berkemih dan senggama. Dapat juga terjadi pendarahan bercak setelah senggama akibat kontak langsung dengan leher rahim yang meradang. Keluar cairan keputihan yang berbuih dan berwarna putih keabuan atau berwarna kuning kotor kehijauan serta berbau busuk yang menusuk. Dalam kondisi parah, vagina dan leher rahim dapat bengkak dan meradang kemerahan. (pusdat/berbagai sumber).


Bali Post Kamis Wage, 13 Oktober 2011