JUAL BELI PERALATAN PHOTOGRAPHY DI BALI

Memahami Kamera dan Teknik Dasar Foto

Mencoba untuk berbagi Ilmu dasar fotography untuk pemula yang menggunakan kamera SLR atau D-SLR. Buat yang baru masuk dunia fotografi mungkin masih bingung dan awam dalam fotografi, Kali ini saya mencoba untuk menjelaskan dan memberi Teknik sederhana tentang dasar pemahaman kamera dan teknik dasar fotografi.

Seiring perkembangan teknologi, dunia fotografi semakin banyak peminatnya dengan kehadiran kamera yang sungguh membuat penasaran dengan menu-menu ter-updatenya. Dari kamera poket, kamera digital, SLR sampai D-SLR sudah banyak di pasarkan dengan harga yang relatif cukup murah. Mari kenali dunia fotografi lebih dekat....

Mengenal fotografi dan Kamera
Fotografi (Photography) berasal dari kata Foto (Cahaya) dan Graphia (menulis / menggambar), sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik menggambar dengan cahaya. Atas dasar tersebut, jelas bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi sumber utama dalam memperoleh gambar (foto) yang bagus.

Kamera SLR (Single Lens Reflex) atau D-SLR (Digital Single Lens Reflex) merupakan kamera dengan jendela bidik (viewfinder) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan cermin yang terletak di belakang lensa. Pada umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan sudut pandang lensa karena jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut pandang lensa.

Seperti penjelasan diatas, fotografi berkaitan erat dengan cahaya, maka kamera berfungsi untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor (sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera konvensional). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed (Kecepatan Rana) dan Aperture (Diafragma).

Shutter Speed (kecepatan rana) merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik, dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan menjadikan cahaya bergeser sehingga foto menjadi buram/blur atau bahasa suhu poto grapi BOKEH.

Aperture (diafragma) merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan sebagai jendela, maka diafragma adalah kiray/gordyn yang dapat dibuka atau ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera aperture dilambangkan dengan huruf  (F) dan dengan satuan sebagai berikut:
f/1.2
f/1.4
f/1.8
f/2.0
f/2.8
f/3.5
f/4.0
dan seterusnya menyesuaikan seri kamera.....
Semakin kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa (f/1.4 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/4.0). Jadi, korelasi antara shutter speed dan aperture adalah bahwa semakin besar bukaan lensa, maka shutter speed akan semakin cepat, sebaliknya semakin kecil bukaan lensa, maka shutter speed akan semakin melambat.

Semoga penjelasan sederhana dasar di atas dapat memberi sedikit bayangan tentang teknik fotografi dasar sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan seni foto yang mau dihasilkan dalam suatu moment. Mari bersama-sama belajar untuk menciptakan seni kreatifi melalui jepretan kamera. Semoga bermanfaat!