JUAL BELI PERALATAN PHOTOGRAPHY DI BALI

Kutipan Langsung

foto by : Made Jelas photography

KUTIPAN LANGSUNG

Kutipan
Kutipan dapat dibedakan menjadi kutipan ;angsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung ialah pernyataan yang kita tulis dalam susunan kalimat aslinya tanpa mengalami perubahan sedikit pun. Sedangkan kutipan tidak langsung yaitu pengungkapan kembali maksud penulisan dengan kata-katanya sendiri, Jadi, yang dikutip hanyalah pokok-pokok pikiran, atau hanya ringkasan dan kesimpulan dari sebuah tulisan, kemudian dinyatakan dengan bahasa sendiri. Penjelasan mengenai kutipan langsung dan tidak langsung akan dijelaskan di bawah ini.

1. Kutipan Langsung
Seperti telah diuraikan di atas, apabila seorang penulis mengungkapkan suatu pernyataan/pendapat yang digali dari sumber lain dengan tidak mengubah apa pun yang ada, apa adanya, disebut kutipan langsung.
Suatu karya ilmiah yang terlalu sarat dengan kutipan langsung dapat berdampak negatif terhadap penilaian orang atas karya tersebut. Karya yang demikian berkesan seolah-olah penulisanya kurang memiliki pendirian dan kurang mampu memahami pustaka yang dirujuknya. Dengan demikian, munculah suatu penulisan yang berkesan sebagai parade pendapat orang tanpa menyertakan pendapat penulisanya sendiri. Kutipan langsung dalam tulisan sebaiknya hanya memiliki intensitas 30% dari semua kutipan yang kita ambil.

Untuk mempertahankan keotentikan data atau bahan tulisan, kutipan langsung sangat tepat dilakukan. Hal tersebut sangat membantu kita untuk menjaga keaslian tulisan orang lain yang jika kita ubah bentuk pernyataanya akan mengubah keotentikan datanya. Misalnya dalam mengutip rumus-rumus, ayat-ayat dari kitab suci, karya sastra, pernyataan ilmiah, peraturan-peraturan hukum, dan sebagainya.

Ada beberapa ketentuan penting yang harus doperhatikan dalam menuliskan kutipan langsung. ketentuan-ketentuan dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Jika suatu pernyataan yang dikutip kurang dari empat baris, maka penulisanya harus ditempatkan bersama-sama dengan uraian di dalam teks. Tidak ada ketentuan khusus tentang spasi yang digunakan. Karena oenulisan kutipan disatukan dengan uraian maka spasi disamakan dengan spasi yang digunakan untuk menulis uraian. Kutipan langsung yang demikian ditempatkan di dalam tanda petik, diawali dengan huruf kapital. Perhatikan contoh 11 berikut ini!

Contoh 11
Siswoyo (1982:30) menegaskan, "segala keputusan ilmiah hanya merupakan kemungkinan besar (probability) dan tidak mengakui adanya kebenaran mutlak (absolute truth)".

b. Kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih ditempatkan terpisah dari uraian teksnya, segera setelah baris terakhir dari teks yang mendahuluinya. pengutipanya dilakukan dengan tidak menyertakan tanda petik, berspasi satu, penempatan kutipanya menjorok sebanyak 5 ketukan ke bagian dalam dari margin kiri. Perhatikan contoh 12 berikut ini!

Contoh 12
Selanjutnya, mari kita cocokkan dengan pendapat Parera (1983:168) seperti tampak dalam pernyataannya berikut ini.
Rumus Gunning ini mudah dipergunakan. Ia menamakanya FOG INDEX.
Rumus ini mengatur kesulitan pembaca suatu tulisan.
Dengan rumus ini kita dapat menaksir tingkat keterbacaan dan keterpahaman sebuah tulisan.

Atau
Ahli lain berpendapat sama tentang penggunaan rumus keterbacaan ini. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut.
Rumus Gunning ini mudah dipergunakan. Ia menakanya FOG INDEX.
Rumus ini mengukur kesulitan pembacaan suatu tulisan.
Dengan rumus ini kita dapat menaksir tingkat keterbacaan dan keterpahaman sebuah tulisan (Parera, 1928: 168).

c. Jika mengambil kutipan dari sumber asing maka sebaiknya disertai dengan kutipan tak langsung sebagai terjemahan bebas dari penulisnya. Tata tertib pengutipanya sama dengan dua ketentuan di atas. Mari kita perhatikan contoh berikut!

Contoh 13
Nattinger dalam Carter dan McCharty (1988:63) mengemukakan pula tentang petunjuk konteks yang berfungsi sebagai cara untuk mencari makna kata. Seperti dikatakanya, "Guessing vocabulary from context is the most frequent way we discover the meaning word".

d. Jika pernyataan yang kita kutip bukan berupa kalimat, melainkan kelompok kata maka secara gramatikal kutipan dimaksud merupakan bagian dari kalimat penulisnya. Kutipan yang bukan kalimat tidak perlu diawali dengan huruf kapital.

Perhatikan contoh berikut!
Contoh 14
Konsepsi pembudayaan oleh herkovits (1976) diartikan sebagai suatu proses yang dinyatakanya sebagai "wchich includes the whole gamut of conditioning, conscious or unconcious".

e. Jika pernyataan yang hendak dikutip itu merupakan bagian dari suatu pernyataan panjang yang sebenarnya tidak relevan untuk kita kutip, maka bagian yang tidak relevan tersebut tidak perlu dimunculkan dalam kutipan kita. Sebagai penggantinya, gunakan tanda titik-titik sebanyak tuga buah atau empat, jika bagian dihilangkannya itu berupa kalimat atau bagian akhir yang berada di ujung kalimat.
Perhatikan contoh 15 berikut ini!

Contoh 15
Ahli lain memberikan komentar yang hampir senada dengan pernyataan ahli tadi, seperti tampak dalam pernyataan berikut.
...  pendekatan secara ideal merupakan dasar-dasar teoritis yang menentukan cara-cara memperlakukanya atau menjabarkan silabus, teknik adalah kegiatan instruksional pribadi seperti yang terjadi di dalam kelas, metode merupakan gabungan ketiga faktor di atas, ...
(Tarigan, 1991:19).

f. Jika bagian yang kita kutip itu mengandung bagian yang aneh atau bagian yang salah, baik dalam hal ejaan maupun dalam gramatika kalimat, dan penulis bermaksud untuk memperbaikinya, perbaikan dari penulis dimaksud harus diletakan dalan tanda kurung kurawal {...} atau tanda kurung siku [...].

Perhatikan contoh berikut
Contoh 16
Selanjutnya, mari kita cocokan dengan pendapat Parera (1983:168) berikut.
Rumus Gunning ini mudah dipergunakan. Ia menamakanya FOG INDEX
Rumus ini mengukur kesulitan pembacaan suatu tulisan. Dengan rumus ini kita dapat menaksir tingkat keterbatasan [keterbacaan] dan keterpahaman sebuah tulisan.

g. Jika menjumpai hal yang sama seperti halnya pada contoh 16 di atas, tetapi penulis tidak bermaksud memperbaiki kesalahan/kekeliruan itu, maka di belakang kata atau kalimat yang dianggap ganjil atau salah itu diletakkan tanda [sic!], yang berarti penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan tersebut dan dia hanya mengutip apa yang tercantum dalam naskah asli sesuai dengan teks aslinya. Mari kita kutip kembali contoh 16 di atas.

Contoh 16
Selanjutnya, mari kita cocokan dengan pendapat Parera (1983:168)
berikut ini.
Rumus Gunning ini mudah dipergunakan. ia menamakanya FOG INDEX.
Rumus ini mengukur kesulitan pembacaan sesuatu tulisan.
Dengan rumus ini kita dapat menaksir tingkat keterbatasan [sic!] dan keterpahaman sebuah tulisan.

Contoh 17 (Mengutip Sanjak)
Untuk kutipan langsung pendek, baris-baris dari sajak dijalin ke dalam teks dan diletakandi antara dua tanda kutip.
Contoh:
Chairil Anwar dalam sajaknya "Isa" kata pengikatnya adalah "Itu tubuh/mengucur darah"

Kutipan langsung yang panjang untuk sanjak dengan sendirinya tidak dapat dijalin ke dalam teks. Sanjak dikutip seperti bentuk aslinya dan diletakan ditengah-tengah, tanpa ada tanda petik.
Contoh:

Doa

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

(Chairil Anwar)

sumber : BMP MKDU4110 (Bahasa Indonesia) penerbit : Universitas Terbuka