JUAL BELI PERALATAN PHOTOGRAPHY DI BALI

TUMPEK LANDEP

foto en design of : Wayan yasa
Tumpek Landep
Sabtu, 03 Desember 2011 merupakan hari yang dikhususkan untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dalam wujudnya sebagai Dewa Senjata (Pasupati) dan Pawintenan (penyucian diri). Kata TUMPEK berasal dari dua kata yakni TU = metu dan Pek = berakhir Jadi Tumpek berarti merupakan Awal dan juga akhir.

Tumpek datangnya setiap 35 hari 1 X yang dimana pertemuan Sapta wara terakhir Saniscara dengan Pancawara terakhir (kliwon). Tumpek akan bertemu setiap akhir wuku Saniscara (Sapta wara) dan akhir Pancawara Kliwon, inilah yang kemudian disebut denga awal dan akhir dalam istilah Hindu disebut Utpeti, Stiti dan Prelina, yang kemudian diambilah Utpeti dan Prelina (Tum-Pek).

Tumpek Landep tak berdiri sendiri – hampir semua hari-hari suci umat Hindu saling berkaitan. Tumpek Landep dimulai cikal-bakalnya pada Hari Raya Saraswati, yaitu hari turunnya ilmu pengetahuan. Dilanjutkan besoknya Banyu Pinaruh, besoknya Some Ribek, trus besoknya lagi Hari Sabuh Emas, dan Hari Raya Pagerwesi, yang mengandung arti simbul dari pagar yang maha kuat untuk peneguhan diri.

Setelah ilmu pengetahuan suci diperoleh dan jiwa bersih plus ada rambu-rambu pagar dari wesi (simbol logam berat) silakan ilmu itu dipelajari. Diharapkan jika ada orang yang menanyakan, apa itu Tumpek Landep? kenapa harus dirayakan? jangan hanya menjawab “nak mule keto” (karena begitu ditemukan dari dulu). Kalau menyembah dewa, Dewa siapa yang dipuja saat hari tumpek landep?...Dewa Made, Dewa Ketut...kan gak etis, menjalani tapi tidak memahami. salah siapa?...kan begitu, dan banyak juga orang bali sekarang “ikut-ikutan”,orang Bali bilang: yen sing milu lek atine (kalau gak ikutan, malu). hemm..

Nahh...sepuluh hari setelah itu adalah simbol untuk pemantapan, dan itulah hari yang disebut Tumpek Landep. Pengetahuan atau ilmu suci itu harus dikukuhkan, dipasupati, diwinten, agar ilmu itu terus bermanfaat dan terus runcing sehingga bisa dimanfaatkan untuk membedah segala masalah yang ada di dunia ini. Runcingkan (landep) ilmu itu dengan memberkahi semua peralatan yang dipakai untuk menimba ilmu itu agar tetap memiliki kekuatan tak ternilai (taksu).

Jadi, pada Tumpek Landep ada dua hal penting: pertama pasupati, peralatan dipasupati agar terus memberikan khasiat. Kedua pewintenan, penyucian diri. Kelompok Media Bali Post salah satunya, melakukan pasupati terhadap peralatan kantornya seperti Mobil, Motor, Mesin, Komputer, Kamera dan beberapa peralatan lainya di halaman kantor depan padmasana Gedung Pers Pancasila yang dipimpin oleh pemangku dari ciledug.

Semangat seguluk selunglung sebanyantaka begitu terasa saat upacara berlangsung. Walau berbeda perusahaan suasana hening dan berkerabat begitu sangat erat terasa dari mulai penjemputan banten, menjajakan banten (sarana upacara) sampai melakukan persembahyangan bersama itu semua berjalan dengan hikmat. Termasuk saya juga didalamnya begitu menikmati persembahyangan Tumpek Landep dengan tulus tanpa adanya paksaan.

Percikan tirta di kepala sedikit merembes ke badan membuat jasmani dan rohani menjadi terasa lebih segar dan nyaman. Tak terlupakan wija sebagai pelengkap bukti persembahyangan melekat di kening, dan 3 manik wija tertelan tanpa kunyah beerjalan mulus ke dalam perut. Membuktikan subakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pemuput dengan persembahan tangan puyung (kosong).

Melalui personal web wayanyasadotcom, saya menghaturkan selamat merayakan Hari Tumpek Landep untuk semua umat yang merayakan, semoga Tuhan memberikan Kesehatan serta rejekinya untuk kita semua. Tidak lupa, syukuri apa yang sudah diraih, tetap gigih, dan selalu panggih (ingat). suksma