JUAL BELI PERALATAN PHOTOGRAPHY DI BALI

5 Hal Penghambat Menjadi Kaya Raya


WAYANYASA.NET 26/09/2016 Apakah saat ini Anda merasa bahwa sudah cukup mengumpulkan banyak uang selama ini, namun belum bisa menikmati hasil jerih payah tersebut walau sedikitpun? Jika ya, bisa jadi Anda melakukan kesalahan dalam mengatur keuangan. Menjadi kaya raya adalah dapat menikmati dari setiap uang yang dihasilkan baik dari bekerja, tabungan atau investasi. Artinya, setiap orang memang bermimpi untuk menjadi kaya raya, namun tidak semua orang berhasil meraih mimpi tersebut.

Ada banyak faktor yang kurang mendukung, misal masih ada kewajiban untuk membayar utang, biaya anak sekolah, kebutuhan sehari-hari yang cukup tinggi karena boros, dan hal lain yang bisa menghambat mimpi untuk menjadi orang kaya.
Apa penyebab gagalnya Anda menjadi kaya raya padahal kerja keras yang dilakukan dirasa sudah maksimal?  Berikut 5 hal yang menjadi penghambatnya:

1.    Tidak Membuat Rencana Masa Depan
Anda boleh saja bermimpi bisa berkelling dunia setiap bulan. Namun, mimpi tersebut sebaiknya dibarengi dengan usaha yang jelas untuk mewujudkannya. Jika tidak membuat perencanaan dengan baik untuk menggapainya, maka semua bisa sia-sia saja.
Sebaiknya Anda membuat rencana masa depan. Buat sedetail mungkin, agar pengeluaran dan pendapatan yang diterima bisa terlihat jelas. Maksimalkan menabung dan juga terapkan pola hidup hemat setiap saat.

Hari Pemacekan Agung



Om Swastyastu
Kata pemacekan berasal dari kata pacek  yang artinya tekek  (Bhs Bali.) atau tegar. Makna pemacekan agung ini adalah sebagai simbol keteguhan iman umat manusia atas segala godaan selama perayaan hari Galungan. Dirayakan pada Senin Kliwon wuku Kuningan. (sumber)

Lima hari setelah Hari Suci Galungan, tepatnya pada hari Soma Kliwon wuku Kuningan, dinamakan hari Pemacekan Agung. Secara etimogi Pemacekan berarti ‘saat menancapkan sesuatu’ dan kata Agung berarti ‘besar, mulia, utama’.

Secara filosofis Pemacekan Agung mengandung makna, bahwasanya hari ini manusia diingatkan agar ‘kemenangan’ yang telah ia peroleh melalui pertempuran melawan adharma dijadikan sebagai ‘tonggak’ kebangkitan kesadaran diri, sebagai ‘pengukuhan’ komitmen untuk selalu menjaga martabat kemanusiaan, dan menghindarkan diri dari ‘momo angkara’.

Dalam lontar Dharma Kahuripan disebutkan: “Pamacekan Agung nga, panincepan ikang angga sarira maka sadhanang tapasya ring Sanghyang Dharma” (Pemacekan Agung, namanya demikian adalah pemusatan diri dengan sarana tapa kepada Sanghyang Dharma).

Pemacekan Agung adalah sebuah ‘tapasya’ atau janji diri untuk selalu mengedepankan dharma dalam setiap tindak-tanduk kita mengisi hidup-sehingga kemenangan yang telah kita raih tidak tersapu oleh godaan ahamkara.

"Redite Wage" Dedinan Dek Nidya


Pada hari ini merupakan Dedinan Dek Nidya yang bertepatan dengan Hari Ulihan Galungan. Redite Wage merupakan hari dedinan Dek Nidya setiap bulanya. Redite Wage Wuku kuningan hari ini Dek Nidya dibuatkan banten oleh Mama nya. Pada dedinan nya kali ini Dek Nidya sudah bisa berjalan sendiri tanpa dipegang lagi.

Dek Nidya kali ini natab bersama Kakak nya Luh Rasi, Mama dan Nenek. Nenek nya sekaligus menjadi peminpin Upacara Rasi ikut menjadi peserta he he he...sedangkan mama nya menjadi tukang potreknya ntar poto nya dikirim ke Papanya yang lagi bekerja.

Natab seperti biasa dilakukan di kamar dan dimulai sore harinya. Dedinan dilaksanakan penuh dengan kebahagiaan dan kelucuan. Dedinan Dek Nidya dibuatkan berupa Sode Dapetan, Canang meraka yang dihaturkan di kemara. Dedinan dilaksanakan sebagai ucapan puji syukur kehadapan ida sang hyang widhi wasa atas anugerah, kesehatan serta kebahagiaan yang diberikan.

Semoga dedinan Dek Nidya selalu bisa dilaksankan sampai nanti tiga otonan (megundul) dan Dek Nidya selalu diberikan kesehatan serta keselamatan dalam menjalani hari-harinya. Lantang tuwuh yaa Dek Nidya..Rahayu!

Ulihan Galungan Di Bali


Hari ini Minggu,11 September 2016 merupakan hari ulihan galungan. Hari Ulihan ini memiliki makna, bahwa umat manusia hendaknya selalu ingat kepada roh leluhur yang telah membuat manusia ini berkembang. Pada hari ini Minggu atau Radite Wage Kuningan menyebutnya sebagai hari Ulihan. Kata ULIHAN bisa diartikan "kembali/pulang" memang hari ulihan diyakini sebagai saat kembalinya para dewata ke khayangan.

Secara umum, umat menghaturkan canang raka di merajan atau di kemulan, mohon keselamatan dan panjang umur. Bisa juga di hari ulihan ini memberikan oleh oleh berupa rempah rempah, urutan, beras dan sejenisnya. Semoga selalu bisa lestari dan kita semua diberikan kesehatan sehingga bisa menjalani kehidupan dengan sebaik baiknya.



TAS LOWEPRO STOCKHOLM 120 (Second)


Halloo..wayanyasadot ners, aku ada tas LOWEPRO STOCKHOLM 120 yang sudah tidak kepake, kondisinya mirib kayak baru. Tidak ada yang sobek, retsleting masih bagus dan kertas mereknya juga masih ada lihat aja fotonya, itu foto aku potret sendiri kok bukan nyomot dari google jadi foto nya asli dari tas nya sendiri yaa...

Tas ini simpel kok, bisa buat bawa-bawa kamera bisa juga buat tas lancong buat naruh dompet, hp, powerbang dll nya juga, asal sekat yang didalamnya dilepas. Biar pada ngerti lihat aja foto yang aku sajiin disini yaa...

Harga jelas beda lah yaa ama yang baru, tapi kwalitas itu uda gak diraguin lagi mirib kayak baru, boleh nanti buktiin pas kita ketemu di Tabanan. hee hee..coba aja bandingin di sinar photo, sriwijaya dan distro photo yang konon toko kamera terbesar di Bali. Baru paling sekarang di harga 250rb an kalo aku jual cukup setengah harganya aja Rp 125Rb, murah kan?

Sembahyang GALUNGAN Bersama Keluarga


Hari Raya GALUNGAN kali ini jatuh Rabu,07 September 2016. Pertama bangun Rasi maem dulu apa papa abis itu mandi. Memakai kebaya putih kuning dan langsung jalan bersama mama dan papa ke pura prajepati yang ada di desa Cau. Hari ini cukup cerah sehingga persembahyangan berjalan dengan khusuk dan terasa adem. Tidak lama di pura prajepati berlanjut ke pura dalem.

Sampai di pura dalem Luh Rasi sembahyang bersama Papa di depan. Di Pura dalem agak panas karena beringin yang ada disana sudah ditebang. Sembahyang hampir 10menit di pura dalam Luh Rasi, Mama dan Papa pulang kerumah untuk persiapan sode berikutnya yang rencana akan ke Pura Melanting, Puseh dan Pura Desa.

Sebentar dirumah lanjut ke Pura Melanting, disini cukup sempet tempat sembahyangnya karena area pura tidak luas. Sembahyang tidak lama, nunas tirta berlanjut ke Pura Puseh. Di Pura Puseh cukup cetar juga karena tidak ada pepohonan disini, dominan beton, bersih sih cuman yaa cukup panes dari pantulan betonya.

Berlanjut ke Pura Desa, karena natar pura puseh dan desa saru area yaa jadi terasa juga cukup panas di Pura Desa. Yaa harus tetep bertahan dan sembahyang, sudah cukup siang jadi persembahyangan Luh Rasi merupakan persembahyangan yang paling terakhir di Pura Desa.

Berlanjut pulang untuk persiapan sembahyang kerumah kumpi ne bo bise ngomong kalo bahasa acik (sanggah delod). Mimik cucu bersama adek dulu bentar, acik langsung cus ke rumah delod sik kumpi ane bise ngomong, bersama papa, mama, adek juga...

Berselang 15Menit dirumah kumpi ne bo bise ngomong, acik lanjut sembahyang di sik kumpi ane onden bise ngomong (rumah mbah rasi). cukup buru-buru karena papa akan mau kerja jadi sembahyangnya dipercepat, sedikit ngobrol2 nya. pamitan ama kumpik acik pulang, dan istirahat makan n rehat di jineng ama kakek dan nenek. berlanjut ke kukub bersama semua keluarga...

Setiap hari galungan acik terus seperti itu sembahyang nya, tidak ada yang jauh jauh amet sembahyang nya, karena semua keluarga berasal dari satu dusun, jadi sembahyangnya sekitaran dusun cau aja, kecuali ada persembahyangan ke Pura besar seperti batukaru, tanah Lot dll nya.

Selamat Hari Raya Galungan buat umat sedharma yang merayakan, semoga selalu diberikan kesehatan sehingga bisa melaksanakan swadarma dengan baik. Rahayu...