![]() |
foto : di depan pasar pisang palmerah, jakarta |
Kok bisa?....ya iya lah coba kalau tidak ada seperti pak kumis yang jualan ketupat, saya mau makan apa?..orang warung semua tutup...hee..itu sie cuma penderitaan dan kegelisahan saya sendiri....tapi yang terpenting dari pak kumis yang berjualan ketupat itu yakni mempertahankan tradisi kekreatifan orang terdahulu yang banyak mengandung filosofi. sedikit tentang filosofi dari ketupat yang saya tau....hemm...kata ketupat itu sendiri berasal dari kata bahasa Jawa NGAKU LEPAT yang berarti “mengakui kesalahan”. Sehingga dengan ketupat kita diharapkan mengakui kesalahan kita dan saling memaafkan. Dari bentuk ketupat pada umumnya yang persegi empat menunjukan arah mata angin yang mempunyai satu pusat yaitu di tengah. Begitu juga dengan manusia, ke mana pun manusia melangkah (ke penjuru mata angin) tentu dia tak lepas dari yang namanya pusat, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.Oleh karena itu, supaya manusia tetap “seimbang” hendaklah selalu ingat kepada Tuhan, pusat dari segalanya.Dengan satu pusat dan empat arah mata angin itu diartikan mempunyai makna keseimbangan alam semesta.
Nah..kalau dilihat dari bahannya ketupat terbuat dari janur kuning yang merupakan lambang sebagai penolak bala..bagaimana dengan ketupat di era globalisasi seperti sekarang yang terbuat dari janur tua yang berwarna hijau dan bahkan ada ketupat modern yang pembungkusnya dari plastik?...wahhh kalau itu sie ketupat bisnis namanya, tidak peduli filosofi ketupat....yang terpenting isinya buat dimakan...hee hee. Ketupat juga di edentikan dengan kemeriahan, karena pada saat pembuatan selongsongan rajutan ketupat oleh tangan-tangan wanita terampil dari helai janur kuning ini biasanya suasana sangat ramai dengan penuh canda tawa, lain dengan sekarang semua serba express penjual ketupat dengan muka kusam membuat ketupat dengan target 1 hari dapet 500 selongsong,,bagaimana ada canda tawa kalau dipikiranya udah uang, uang dan uang hee hee.....pembeli juga...gak usah ribet ke pasar aja 5 ribu udah dapet 1 ikat berisi 10 pcs selongsong ketupat yang tinggal diisi beras beress dahhh haa haa haa...kemudian kalau dilihat dari isi dari ketupat itu sendiri yaitu beras yang merupakan lambang dari kemakmuran, hem bukan baru dimakan perut kita menjadi makmur,,hee hee..maksudnya diharapkan setelah hari raya idul fitri kita semua diberi kemakmuran.
Ketupat biasanya disajikan berdampingan dengan opor ayam dan sambal goreng yang kalau di kupas lebih mendalam pembuatan opor ayam menggunakan santan sebagai salah satu bahanya, yang bahasas jawanya santen yang mengandung makna pangapunten artinya meminta maaf. jadi dengan membagi ke tetangga-tetangga dan sanak keluarga yang ada di maksudkan sebagai simbolik untuk meminta maaf. Dari beragam adanya budaya di Indonesia tentunya banyak tradisi-tradisi yang kian hari kian menipis keberadaanya. Kita sebagai generasi penerus marilah lestarikan dan lanjutkan tradisi yang sudah ada dengan tidak meninggalkanya hanya dengan alasan kemajuan teknologi. jadi marilah jaga tradisi kita untuk di wariskan ke anak dan cucu untuk indonesia yang tidak akan pernah lupa akan kulitnya. Bagi yang mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan postingan saya kali ini, silahkan luangkan waktu sejenak untuk saling berbagi pengalaman melalui halaman komentar yang sudah saya sediakan di bawah....mari berbagi tradisi,...salam Indonesia