JUAL BELI PERALATAN PHOTOGRAPHY DI BALI

Upacara Piodalan,Metatah lan Mecaru

Foto : di halaman rumah (Bali)
Om Swastyastu,
"Rahayu labda karya upacara I Wayan Sadri" bertepatan dengan Buda Umanis Dukut 13 April 2011 keluarga besar I Wayan Sadri melakukan piodalan di merajannya.Persiapan sudah dilakukan 2 bulan sebelum puncak acara yang meliputi  banten piodalan, banten metatah, banten mecaru manca kelud, banten mecaru rsi gana dan banten metelu bulanan.dengan di usung 5 KK yang merupakan bagian dari keluarga besar I Wayan Sadri prosesi Upacara berjalan sesuai dengan harapan yaitu 3 H, Hikmat,Hemat dan Harmonis.Pada hari H ritual yang pertama kali di laksanakan adalah metatah (mesangih) upacara ini dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan yg baru menginjak usia dewasa, sekitar usia 16-17 tahun.Maksud diadakannya ritual ini adalah agar lebih bisa mengendalikan 6 (enam) musuh dalam diri kita yang disebut dengan Sad Ripu, yang meliputi: Kama (nafsu/keinginan), Loba (rakus),Krodha (marah), Mada (kemabukan), Moha (kebingungan),dan Matsarya (iri hati).

Metatah kali ini di ikuti oleh 3 orang laki-laki dan 3 orang perempuan yang merupakan cucu dari I Wayan Sadri yang sudah mulai beranjak dewasa.Prosesi dilakukan mulai pukul 06.00 wita yang rencananya di mulai pukul 04.00 wita karena sesuatu lain hal jadi acara di undur.Persembahyangan bersama di depan padmasana natah mengawali prosesi metatah dan berlanjut persembahyangan di merajan dengan harapan proses metatah berjalan dengan lancar tampa adanya lagunya lila (majic) heee selanjutnya prosesi pun di mulai di bale seketus rikala itu. orang tua bilang "baang ane kelihan malunan" artinya berilah orang yang lebih dewasa duluan, di antara remaja ber-6 yang metatah, I Wayan Karnada lah yang paling dewasa, so dia lah sebagai pengawit, melihat proses metatah tidak begitu lama dan ribet seperti pikiran saya mengurangi rasa takut yang menghantui di dalam hati saya pribadi, hemmmm waooo giliranya saya kali ini di kikir, terbingar-bingar sehari sebelum metatah saya berpikir yang aneh-aneh karena di bilang kalau upacara metatah itu antara hidup dan mati, What??? seremmmm skale jadi berpikir negatif terus sampe akhirnya mengelus-elus dada sembari naik ke tempat metatah rasa takut itu hilang entah kemana. Persembahyangan dan mantra-mantra pun di lontarkan oleh sangging di hadapan saya sambil memegang palu dan pahat menggetok-getok gigi 6 gigi atas saya, ambil cincin lalu menuliskan simbolik huruf-huruf di dahi, dada kanan, dada kiri dan di gigi. saya tidak begitu paham maksudnya,jadi care nak lengeh ikuti aja lah hee heee...berlanjut dengan tertidur mulut di ganjal dengan tebu dan pohon dapdap yang selanjutnya mengkikir gigi bagian atas yang meliputi 4 gigi seri 2 gigi taring, antara nyeri dan sakit bercampur aduk mengakibatkan ngilu pada gigi dan berlimbah air liur, mengkikir dilakukan tiga kali sambil berkaca sebagai simbolik dan memuntahkan air liur ke kelapa gading dan di akhiri dengan memotong sedikit rambut yang di beli oleh sanak keluarga.

Sehingga di dalam baju banyak duit yang seolah-olah tidak ternilai harganya. tapi setelah mesangih usai saya masukan saja semua uang itu kedompet, lumayan kan buat mejeng haa haaa....dan seterusnya metatah di lanjutkan dengan mengkikir gigi adik-adik sepupu saya.tampa hambatan dan halangan proses mengkikir sudah selesai,tak terasa jam menunjukan 09.30 wita dilanjutkan dengan acara ke BEJI. selanjutnya 6 orang yang metatah ganti pakaian adat bali madia untuk melakukan persembahyangan bersama di merajan sambil melakukan pecaruan rsi gana di halaman sanggah. setelah pecaruan di sanggah selesai di lanjutkan dengan upacara mecaru di tengah-tengah halaman rumah yang mempersembahkan banten caru manca kelud. caru ini di persembahkan karena halaman rumah atau orang bali menyebut pekarangan umah di perluas so pecaruan manca kelud ini perlu di persembahkan agar menetral lisir buana agung dan buana alit yang ada di dalam keluarga besar I Wayan Sadri. atas nama keluarga besar I Wayan Sadri saya ucapan banyak terima kasih kepada : Bendesa adat, kelian adat,masyarakat banjar cau, kepala sekolah SMP N 1 Marga (susut) dengan jajaranya,keluarga besar OKA sading,Keluarga Besar Bapak Unyil kabe-kabe,Keluarga ING Wirya Suyasa, Keluarga besar Petiga,Keluarga Bapak Karma Sulawesi, Keluarga Tinungan, Keluarga Tua. serta semua undangan yang telah hadir dan pihak-pihak yang ikut melancarkan Upacara ini.singkat kata.singkat cerita saya haturkan pemuput. Om Santhi,Santhi,Shanti,Om