![]() |
foto by : Wayan yasa |
Pada hari Ngembak Geni, seluruh umat Hindu di Bali atau dimanapun berada melakukan sembahyang dan memanjatan doa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dengan memohon agar pada tahun baru caka 1934 ini diberikan kemudahan, kebaikan, keselamatan dan kembali menjadi manusia baru lagi, yang bersih juga suci dari segala dosa.
Ditinjau dari etimologi, Ngembak berasal dari bahasa setempat yang memiliki makna “bebas” dan Geni artinya ialah api. Sehingga “Ngembak Geni” bermakna bebas dalam menyalakan api. Dalam artian yang lebih luasnya, Ngembak Geni berarti terbebas dan dipersilakan kembali untuk melakukan berbagai macam aktifitas seperti sedia kala. Hal ini dimaksudkan karena ketika Upacara Nyepi dilakukan seluruh aktifitas masyarakat Hindu dihentikan dan baru diperbolehkan untuk aktifitas kembali setelah hari raya besar itu selesai.
Pada hari Ngembak Geni juga dilakukan dharma santi (bersilaturahmi dan saling memaafkan), baik di lingkungan teman, keluarga maupun masyarakat setelah itu seluruh aktifitas baik pekerjaan, perjalanan dll boleh dilakukan lagi.
- Tahap pertama Melasti, yaitu membuang “mala” dalam upaya mensucikan Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit;
- Tahap kedua Tawur, yaitu caru yang bertujuan mengharmoniskan Trihitakarana;
- Tahap ketiga Sipeng, yaitu menggelar tapa-berata-yoga-samadi;
- Tahap keempat Ngembak Geni, yaitu mengakhiri tapa-berata-yoga-samadi, dan ber-”Dharma Santi” dalam bentuk saling berkunjung dan saling memaafkan;
- Tahap kelima adalah nunas tirta amertha pada Purnama Kadasa, di saat mana Ida Sanghyang Widhi memberkati dunia dan isinya agar sejahtera menghadapi tahun yang akan datang.
Selamat merayakan hari Ngembak Geni di tahun Baru caka 1934, semoga selalu dalam keadaan sehat dan sukses dalam kariernya. Suksma.