JUAL BELI PERALATAN PHOTOGRAPHY DI BALI

Hari Ngembak Geni

foto by : Wayan yasa
Ngembak Geni yang juga disebut  Ngelabuh Brata atau Ngelebar Brata Penyepian dilaksanakan setelah sehari penuh selama 24 jam melakukan catur berata penyepian. Pelaksanaan Hari Raya Ngembak Geni jatuh sehari setelah Hari Raya Nyepi tapatnya Sabtu, 24 Maret 2012 di tahun baru caka 1934.

Pada hari Ngembak Geni, seluruh umat Hindu di Bali atau dimanapun berada melakukan sembahyang dan memanjatan doa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dengan memohon agar pada tahun baru caka 1934 ini diberikan kemudahan, kebaikan, keselamatan dan kembali menjadi manusia baru lagi, yang bersih juga suci dari segala dosa.

Ditinjau dari etimologi, Ngembak berasal dari bahasa setempat yang memiliki makna “bebas” dan Geni artinya ialah api. Sehingga “Ngembak Geni” bermakna bebas dalam menyalakan api. Dalam artian yang lebih luasnya, Ngembak Geni berarti terbebas dan dipersilakan kembali untuk melakukan berbagai macam aktifitas seperti sedia kala. Hal ini dimaksudkan karena ketika Upacara Nyepi dilakukan seluruh aktifitas masyarakat Hindu dihentikan dan baru diperbolehkan untuk aktifitas kembali setelah hari raya besar itu selesai.

Pada hari Ngembak Geni juga dilakukan dharma santi (bersilaturahmi dan saling memaafkan), baik di lingkungan teman, keluarga maupun masyarakat setelah itu seluruh aktifitas baik pekerjaan, perjalanan dll boleh dilakukan lagi.


Ngembak Geni adalah tahap ke empat dari rangkaian perayaan Tahun Baru Saka. Lengkapnya adalah:
  1. Tahap pertama Melasti, yaitu membuang “mala” dalam upaya mensucikan Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit;
  2. Tahap kedua Tawur, yaitu caru yang bertujuan mengharmoniskan Trihitakarana;
  3. Tahap ketiga Sipeng, yaitu menggelar tapa-berata-yoga-samadi;
  4. Tahap keempat Ngembak Geni, yaitu mengakhiri tapa-berata-yoga-samadi, dan ber-”Dharma Santi” dalam bentuk saling berkunjung dan saling memaafkan;
  5. Tahap kelima adalah nunas tirta amertha pada Purnama Kadasa, di saat mana Ida Sanghyang Widhi memberkati dunia dan isinya agar sejahtera menghadapi tahun yang akan datang.
Adapun tradisi yang terkenal di hari ini adalah Omed-omedan atau juga disebut Med-medan rutin digelar setiap tahun, sehari setelah hari raya Nyepi atau yang disebut sebagai hari Ngembak Geni. Konon, acara ini sudah diwariskan sejak tahun 1900-an dan hanya bisa ditemukan di Banjar Kaja Sesetan. Warga setempat meyakini, bila acara ini tak diselenggarakan, dalam satu tahun mendatang berkah Sang Dewata sulit diharapkan dan berbagai peristiwa buruk akan datang menimpa. Pernah pada 1970-an ditiadakan, tiba-tiba di pelataran Pura terjadi perkelahian dua ekor babi. Mereka terluka dan berdarah-darah, lalu menghilang begitu saja. Peristiwa itu dianggap sebagai pertanda buruk bagi semua warga Banjar. Sejarah dan runtutan Omed-omedan bisa dibaca selengkapnya disini.
Dengan sudah terselesaikannya Hari Raya Nyepi ini diharapkan umat manusia bisa menjadi sadar akan Cita-cita kehidupan setiap manusia. Cita-cita kehidupan itu adalah moksartham jagadhita ya ca iti dharmah, kebahagian lahir bathin di dunia dan akhirat berlandaskan dharma. Kebahagiaan lahir adalah terpenuhinya kebutuhan akan artha dan kama dan kebahagiaan bathin adalah kedamaian.

Selamat merayakan hari Ngembak Geni di tahun Baru caka 1934, semoga selalu dalam keadaan sehat dan sukses dalam kariernya. Suksma.