JUAL BELI PERALATAN PHOTOGRAPHY DI BALI

Hari Sugihan Jawa Dan Sugihan Bali


Sebentar lagi kita akan merayakan hari raya Galungan yang akan jatuh pada tanggal 17 Desember 2014. Seperti biasanya, masyarakat Hindhu sangat antusias untuk melakukan perayaan sekaligus menyambut kemenangan Dharma melawan Adharma.

Leluhur kita dari jaman dahulu, sudah memikirkan akan proses yang harus dilalui oleh umat manusia sebelum tiba pada perayaan hari raya Galungan. Diantara proses tersebut, terdapat perayaan untuk Tumpek Wariga/Pengatag, yang merupakan perayaan untuk penghormatan ke tumuh-tumbuhan sekaligus pemuliaan ke diri kita yang terdiri dari badan hati nurani dan perbuatan.

Setelah Tumpek Wariga, maka proses selanjutnya adalah proses perbersihan buana agung dan buana alit yang biasa kita sebut sebagai Sugihan Jawa dan Sugihan Bali. Sebagian orang menyebut sugihan dengan sugimanik, sehingga sugihan Jawa menjadi sugimanik Jawa dan sugihan Bali menjadi sugimanik Bali.

Sugihan Jawa jatuh pada hari Wraspati Wage Sungsang, sedangkan Sugihan Bali Jatuh keesokan harinya yaitu Sukra Kliwon Sungsang. Kedua proses pembersihan/penglukatan buana tersebut, biasanya disambut oleh masyarakat Bali dengan antusias, karena merupakan proses pembersihan sebelum Galungan.

Apa beda kedua sugihan tersebut?. Menurut Ida Pedanda Made Gunung, beda kedua sugihan tidak lain adalah object dari pembersihan itu sendiri. Sugihan Jawa adalah hari untuk membersihkan alam atau buana agung, sedangkan sugihan Bali adalah waktu yang diperuntukkan untuk membersihkan diri-sendiri.
Pembersihan/sarana apa yang mesti digunakan?


Untuk sugihan jawa, permbersihan bisa dilakukan dengan melakukan pecaruan ekasata di rumah masing-masing. Bila kita tidak sempet melakukan pecaruan, maka cukup dengan bungkak nyuh gading yang dipercikkan ke semua penjuru rumah/pekarangan kita yang sebelumnya sudah didoakan akan bisa menjadikan rumah/lingkungan kita menjadi bersih. Sudah tentu perlu juga dilengkapi canang sari dihaturkan ke hadapan pelinggih yang ada di lingkungan kita.

Untuk sugihan bali, bisa dilakukan dengan melakukan penglukatan. Di web site ini pernah dibahas tentang tip untuk membersihkan diri sendiri.

Semua macam-macam pembersihan terhadap buana alit dan buana agung tidak lain bertujuan agar keseimbangan alam menjadi kekal, sehingga energi negatif bisa dikurangi dalam rangka menyambut Galungan.

Bisa kita bayangkan kalau pembersihan tidak kita lakukan, maka godaan waktu menyambut hari raya Galungan akan semakin besar, berbagai macam bhuta kala siap menggoda/menjerumuskan kita ke dalam suatu keadaan yang buruk dan merugikan.

Banyak kalangan di masyarakat kita yang sekarang ini yang tidak menyadari akan pentingnya makna dari kedua proses pembersihan tersebut. Ini dikarenakan karena ketidak tahuan mereka akan rangkaian yang harus dilalui sebelum menyambut Galungan tersebut.

Bagi yang belum tahu, setelah membaca artikel ini, hendaknya bisa mempersiapkan segala sesuatunya agar bisa melakukan pembersihan, meskipun dengan cara yang paling sederhana. Janganlah kita bersikap cuek, apalagi meremehkan, akan ajarn leluhur kita yang sudah lama menjadi pegangan untuk meniti kehidupan di mayapada ini.

Om Namo Siwa Ya, Om Namo Budha Ya

Om Shanti, Shanti, Shanti Om