![]() |
photo by Luh Widya |
Tumpek Klurut terdiri dari dua suku kata Tumampek, yang artinya mendekatkan diri dengan Sang Maha Pencipta, Sedangkan Kelurut bisa diartikan Keluruhan hati atau welas asih. Sehingga Tumpek Klurut adalah suatu pendekatan diri kepada Hyang Maha Pencipta dengan menumbuhkan rasa kasih sayang kita kepada semua ciptaan "Hyang Aji
Gurnita", Termasuk sarwa prani hitang karah, diantaranya yang tumbuh dan tumuwuh, gumatap gumitip dalam hidup dan kehidupan.
Dengan melakukan persembahyangan bersama yang dipimpin oleh pinandita di Natar Sari Apuan pada tumpek Klurut menandakan upacara piodalan sudah mencapai puncaknya karena sebelumnya Ida Bhatara sesuhunan Pura Natar Sari melakukan kunjungan berkeliling atau istilah Balinya ngererep di beberapa desa selama 1 (satu) bulan penuh.
Piodalan dimulai pada saniscara kliwon dan akan berakhir soma paing merakih yang ditutup dengan penyineban Ida Bhatara Natar Sari Apuan.
Sesolahan pembuka diawali oleh sesuhunan saking Dusun Baru, Desa Tua Marga yang sejak dulu selalu harus seperti itu dan sesuhunan ini melinggih atau bertempat di sebelah kiri Ida Bhatara Natar Sari.
Sebagai sesolahan pada hari kedua biasanya diisi sesuhunan dari Desa Petiga Marga yang biasanya melinggih di bale panjang sebelah barat menghadap ke timur dengan mempunyai ciri-ciri khas wajah atau prerai atau topeng berwarna putih.
Selanjutnya disusul sesolahan sesuhunan dari berbagai desa lainya seperti, Perean, Tangeb, Penebel, Punjuan, Poyan dll sebagai penutup itu sudah pasti sesuhunan dari Sading yang melinggih disebelah kanan Ida Bhatara Natar Sari Apuan.
Banjar Cau Marga dan Banjar Cau Belayu mempunyai sesuhunan 1 (satu) yang berstana di Cau Belayu dengan sebutan Ida Ratu Sakti dengan Ida Ratu Mas Sakti.
Ida Ratu Sakti sejak dulu Lunge atau datang di puncak piodalan Natar Sari dan budal (pulang) keesokan harinya setelah piodalan berlangsung sebelum ke Cau Belayu Ida Ratu Sakti pasti akan ngererep (menginap)1 malam di Cau Marga dan itu sudah merupakan keharusan. Kenapa begitu? Nak mule keto uli pidan..he he he
Some paing merakih sasih kapat merupakan hari terakhir Piodalan di Pura Natar Sari Apuan dan Ida Ratu Sakti dan Ida Ratu Mas Sakti budal (pulang) ke yogan Ida di Cau Belayu setelah semalam ngererep di Dusun Cau Marga.
Dan pada some paing ini pula di Natar Sari Apuan akan diadakan penyineban Bhatara sesuhunan dengan dilakukan penyamplehan (persembahan) dan ditutup dengan sesolahan Ida Ratu Gede dari Sading.
Semoga semua hidup berbahagia di alam skala dan niskala serta selalu berbalut kasih sayang sesuai dengan kedekatan Tumpek kelurut yang sangat identik dengan hari kasih sayang / Valentino day.
Di India sendiri disebutkan dengan hari Raksa Bandhanan, yang jatuh pada bulan Agustus, diwujudkan dalam kasih seorang suami istri kakak beradik, hal ini dimulai dengan yang perempuan melakukan Aarti pemujaan di pagi hari, kemudian dilanjutkan dengan menikmati prasadam bersama, menyematkan bangket merah pada kening suami kakak/adik lelakinya, serta dibalas dengan pemasangan gelang Bandhanan pada pegelangan tangan perempuan.
Sangat disayangkan para elit-elit agama kita jarang sekali menyentuh filosofi dari esensi tumpek klurut dibandingkan dengan semaraknya ritual yang dilakukan secara turun temurun yg nyaris tidak menyentuh makna dibalik ritual. Apa yg terjadi kemudian, mereka lebih mengenal Valenntino day ketimbang Raksa bandhanan / tumpek klurut.
Marilah ajegan Bali mulai dari kesadaran diri sendiri dengan melaksanakan yadnya serta mempertahankan budaya warisan para leluhur kita yang terdahulu, men sing irage nyen buin?..he he he..RAHAYU! Suksma...
Powered by Telkomsel BlackBerry®