JUAL BELI PERALATAN PHOTOGRAPHY DI BALI

Sugihan Jawa dan Sugihan Bali

foto by : Wayan yasa
Hari raya kemenangan antara dharma melawan adharma sudah menghitung hati. Sudah banyak umat melakukan persiapan untuk menyambut kedatangan hari raya ini. Membicarakan makna filosofis hari sugihan tidak bisa dipisah-pisahkan dengan hari lainnya yang masih merupakan rangkaian hari raya Galungan dan Kuningan. Rangkaian perayaan yang sudah dimulai sejak 25 hari sebelum Galungan tepatnya pada Saniscara Kliwon wuku Wariga atau yang lebih dikenal dengan Tumpek Wariga.

Dari perayaan Tumpek Wariga sesungguhnya umat Hindu diharapkan untuk mempersiapkan pelaksanaan hari raya Galungan dan Kuningan dengan niat dan pikiran yang suci. ''Mulai Tumpek Wariga ini umat Hindu menjalani pendakian spiritualnya untuk menyambut perayaan Galungan dan Kuningan,''.

Pendakian spiritual umat Hindu tersebut makin menjalani tahap yang lebih tinggi saat mendekati hari raya Galungan. Karena itu, pada Wraspati Wage dan Sukra Kliwon wuku Sungsang yang lebih dikenal dengan Sugihan Jawa dan Sugihan Bali, umat Hindu mulai melakukan pembersihan-pembersihan di sejumlah tempat suci.


Sehari sebelum Sugihan Jawa, adalah Sugihan Penenten yang maknanya mengingatkan kepada umat bahwa Hari Suci Galungan yang dirayakan sebagai hari kemenangan Dharma ( kebaikan, kebajikan, kebenaran) melawan Adharma (ketidak baikan, ketidak benaran) akan dirayakan seminggunya lagi, sehingga umat Hindu siap secara lahir batin melaksanakan rangkaian upacara hari Suci Galungan.

Kamis, 26 Januari 2012 merupakan hari Sugihan Jawa. Makna dari upacara Sugihan Jawa ini adalah penyucian (pembersihan) buana agung atau alam semesta sebagai tempat umat melangsungkan hidup dan kehidupan. Melalui upacara ini umat memohon kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa kerahayuan jagat atau alam semesta sehingga tercipta harmonisasi hubungan antara manusia dengan alam lingkungannya.

Sehari setelah Sugihan Jawa di kenal dengan istilah Sugihan Bali, hal mana umat Hindu di Bali menghaturkan sejumlah sesaji yang pada intinya melakukan penyucian buana alit atau penyucian terhadap diri sendiri sebagai umat manusia, sehingga bersih dari perbuatan-perbuatan yang ternoda (dilarang agama), serta memohon kerahayuan atau keselamatan. Banyak umat Hindu masih bingung, merayakan Sugihan Jawa atau Sugihan Bali. Mereka mengira, kata Jawa dan Bali adalah nama tempat. Pada hal tidak. Kata Jawa di sini berarti "jaba" yang artinya di luar. Dengan demikian, makna upacara Sugihan Jawa adalah penyucian makrokosmos atau buana agung atau alam semesta sebagai tempat kehidupan.


Pembersihan ini secara sekala dilakukan dengan membersihkan palinggih atau tempat-tempat suci yang digunakan sebagai tempat pemujaan. Diyakini pada saat Sugihan Jawa ini, para dewa akan turun diiringi dengan para luluhur untuk menerima persembahan.

Demikian dalam makna upacara Sugihan Jawa dan Sugihan Bali ini, diharapkan mampu mengimplementasikan konsep Tri Hita Karana (keselarasan hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam lingkungan dan manusia dengan Tuhan /penciptanya) serta konsep Tri Kaya Parisudha ( berkata, berbuat, dan berfikir yang baik dan benar ). Sehingga dalam memaknai Perayaan Hari Suci Galungan, benar-benar kemenangan dharma dapat terimpelementasi dan diamalkan pada kehidupan manusia sehari-hari.

Melalui postingan ini wayanyasadotcom mengucapkan Rahajeng yanggra rainan jagat Galungan lan kuningan. Semoga selalu dalam keadaan sehat dan berbahagia lahir dan bathin sehingga santhi dalam hati dan santhi dalam segala penjuru.

sumber : http://hyangsari.blogspot.com/2011/06/apa-perbedaan-sugihan-jawa-dan-sugihan.html
              http://www.denpasarkota.go.id/main.php?act=edi&xid=26
              http://hinduriau.com/index.php?option=com_content&task=view&id=63&Itemid=36