JUAL BELI PERALATAN PHOTOGRAPHY DI BALI

HARI SIWARATRI

φωτο βυ : Ωαυαν yasa
Hari Siwaratri jatuh pada hari Catur Dasi Krsna paksa bulan Magha (panglong ping 14 sasih Kapitu) tepatnya hari ini Minggu, 22 Januari 2012. Dengan kondisi yang senyap-senyap karena kecapean bekerja membuat hari siwaratri kali ini terasa tidak begitu meriah. Berbeda halnya dengan sang matahari yang cerah menyinari bumi tercinta dari sejak pagi sampai malam tiba membuat suasana hari ini menjadi cerah.

Saya sendiri menjalani malam Siwaratri kemungkinan hanya akan di padmasana tempat saya tinggal sekarang, tepatnya di jln.palmerah barat 21 f Jakarta barat dengan kesendirian. Dimanapun melaksanakan Hari Siwaratri ini asal sudah dengan niat yang tulus tentunya akan menuai hasil yang tulus pula.

Kebanyakan orang menyebut kalau Siwaratri itu malam penebusan dosa namun dilihat dari pengertianya yang dimana terdiri dari dua suku kata yakni Siwa, berarti Tuhan atau Bhata Siwa dan Ratri berarti malam sehingga dapat diartikan malamnya Bhatara Siwa. Pada hari ini umat Hindu melaksanakan kegiatan yang mengarah pada usaha penyucian diri, pembuatan pikiran ke hadapan Sang Hyang Siwa, dalam usaha menimbulkan kesadaran diri (atutur ikang atma ri jatinya). Hal itu diwujudkan dengan pelaksanaan brata berupa upawasa, monabrata dan jagra. Siwarâtri juga disebut hari suci pajagran

Malam Siwaratri saat yang tepat bagi manusia untuk merenungi kehidupan di masa lampau serta sadar/ eling pada dosa-dosa yang terlanjur, baik sengaja atau tidak sengaja telah terjadi. Kemudian berjanji dan menguatkan tekad untuk tidak mengulangi dosa. Demikian halnya dengan kisah Lubhdaka di mana setelah siwaratri dia tidak lagi berbuat dosa.


Dosa manusia tidak dapat dihapus/dilebur, dan harus dipertanggungjawabkan oleh roh atau atman kepada Bhatara Yamadipati (Tuhan) di saat ‘mantuk ke sunia’. Namun demikian, dosa dapat diimbangi dengan perbuatan dharma. Ibarat sinar matahari yang tetap terik, namun bila ada angin segar berhembus atau matahari tertutup mega, maka sinarnya yang panas tidak terasa. Kesadaran itulah yang perlu ditumbuhkan di saat melakukan brata siwaratri.

Adapun tata cara pelaksanakanya pertama untuk Sang Sadhaka sesuai dengan dharmaning kawikon. Kedua Untuk Walaka, didahului dengan melaksanakan sucilaksana (mapaheningan) pada pagi hari panglong ping 14 sasih Kapitu. Upacara dimulai pada hari menjelang malam dengan urutan sebagai berikut:
a). Maprayascita sebagai pembersihan pikiran dan batin.
b). Ngaturang banten pajati di Sanggar Surya disertai persembahyangan ke hadapan Sang Hyang Surya, mohon kesaksian- Nya.
c). Sembahyang ke hadapan leluhur yang telah sidha dewata mohon bantuan dan tuntunannya
d). Ngaturang banten pajati ke hadapan Sang Hyang Siwa. Banten ditempatkan pada Sanggar Tutuan atau Palinggih Padma atau dapat pula pada Piasan di Pamerajan atau Sanggah. Kalau semuanya tidak ada, dapat pula diletakkan pada suatu tempat di halaman terbuka yang dipandang wajar serta diikuti sembahyang yang ditujukan kepada:
- Sang Hyang Siwa.
- Dewa Samodaya
.
Setelah sembahyang dilanjutkan dengan nunas tirta pakuluh. Terakhir adalah masegeh di bawah di hadapan Sanggar Surya. Rangkaian upacara Siwarâtri, ditutup dengan melaksanakan dana punia.
e). Sementara proses itu berlangsung agar tetap mentaati upowasa dan jagra.
Upawasa berlangsung dan pagi hari pada panglong ping 14 sasih Kapitu sampai dengan besok paginya (24 jam). Setelah itu sampai malam (12 jam) sudah bisa makan nasi putih berisi garam dan minum air putih. Jagra yang dimulai sejak panglong ping 14 berakhir besok harinya jam 18.00 (36 jam).
f). Persembahyangan seperti tersebut dalam nomor 4 di atas, dilakukan tiga kali, yaitu pada hari menjelang malam panglong ping 14 sasih Kapitu, pada tengah malam dan besoknya menjelang pagi.

Dalam Siwaratri sangat erat berkaitan dengan Brata. Brata Siwaratri terdiri dari, UTAMA dengan melaksanakan: 1) Monabrata (berdiam diri dan tidak berbicara). 2) Upawasa (tidak makan dan tidak minum). 3) Jagra (berjaga, tidak tidur). Brata kedua MADHYA dengan melaksanakan: 1) Upayasa dan 2) Jagra. Brata yang ketiga itu NISTA yaitu hanya dengan melaksanakan Jagra saja.

Dengan adanya Hari Siwaratri ini, semoga manusia akan semakin sadar atas perbuatan mereka yang sudah dilakukan agar kedepan bisa melakukan perbuatan yang lebih baik. Tidak lupa saya ucapkan SELAMAT HARI SIWARATRI, Minggu,22 Januari 2012 bagi umat Hindu serta semua lapisan masyarakat yang menjalaninya.