JUAL BELI PERALATAN PHOTOGRAPHY DI BALI

Radang Usus Buntu

foto by : Wayan yasa
Bila kita merasakan sakit perut yang sangat melilit dan telah diberi obat namun tidak juga sembuh-sembuh apalagi rasa sakit tersebut terfokus atau berpusat diperut sebelah kanan bawah, waspadai  kemungkinan besar terkena radang usus buntu atau yang lebih dikenal dengan istilah appendicitis.

Radang usus buntu (appenticitis) dapat menyerang siapa saja orang tua maupun muda, bisa juga terjadi pada anak-anak. Gejalanya biasanya seperti sakit maag sehingga penderita sering mengabaikanya. Gejala dirasakan cenderung mendadak dan biasanya akan terus meningkat.

Penyebab Appendicitis
Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyper-plasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.

Diantara beberapa faktor di atas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaanya sebagai penyebab adalah faktor penyumbatan oleh feses dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam feses manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.

Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam feses dan menyelinap ke saluran appendiks sebagai benda asing. Begitu pula terjadinya pengerasan feses dalam waktu lama sangat mungkin ada bagianya yang terselip masuk ke saluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut.

Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang beternak di dalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit radang usus buntu.

Peradangan atau pembengkaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.

Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila tidak segera ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah tersebut yang berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin meluas, yaitu infeksi dinding rongga perut.

Tanda dan Gejala Appendicitis
Gejala usus buntu bervariasi tergantung stadiumnya :

- Penyakit radang usus buntu akut (mendadak). Pada kondisi ini gejala yang ditimbulkan tubuh akan panas tinggi, mual muntah, nyeri perut kanan bawah, buat berjalan jadi sakit sehingga agak terbongkok, namun tidak semua orang akan menunjukan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual-muntah saja.
- Penyakit radang usus buntu kronik. Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Sering kali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut.

Pemeriksaan Appendicitis
Ada beberapa pemerikasaan yang dapat dilakukan oleh Tim Kesehatan untuk menentukan dan mendiagnosa adanya penyakit appendicitis. Diantaranya adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi.

- Pemeriksaan fisik. Pada appendicitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya pembengkaan rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi). Pada perabaan di daerah perut kanan bawah, seringkali bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri yang merupakan kunci dari diagnosis appendicitis akut.

Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat/tungkai di angkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga. Suhu dubur yang lebih tinggi dari suhu ketiak, lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu.

- Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel darah pu  tih (leukosit) hingga sekitar 10.000-18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).

- Pemeriksaan radiologi. Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang membantu dalam menegakan diagnosis appendicitis. Ultra-sonografi (USG) cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 - 97%), terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 - 98%). Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks.

(pusdat/berbagai sumber)
Bali Post Jumat Umanis,22 Juli 2011