JUAL BELI PERALATAN PHOTOGRAPHY DI BALI

Kenali Jenis Sariawan

foto by : Wayan yasa
APTHOUS stomatitis (sariawan) adalah stomatitis yang paling umum sering terjadi. Sariawan ini adalah jenis ulkus yang sangat nyeri pada jaringan lunak mulut, bibir, lidah, pipi bagian dalam, pharing, dan langit-langit mulut halus. Tipe sariawan ini tidak menular.

Stomatitis aphtosa ini mempunyai dua jenis tipe penyakit, di antaranya:
1. Sariawan akut bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, dan sebagianya. Pada sariawan akut ini bila dibiarkan saja akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
2. Sariawan kronis akan sulit sembuh jika dibiarkan tanpa diberi tindakan apa-apa. Sariawan jenis ini disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada keadaan mulut kering, kuantitas saliva atau air berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga akan berkurang. Penyebab dari xerostomia ini bisa disebabkan gangguan psikologi (stres0, perubahan hormonal, gangguan pencernaan, sensitif terhadap makanan tertentu dan terlalu banyak mengomsumsi antihistamin atau sedatif.

Adapun secara klinis stomatitis aphtosa ini dapat dibagi menjadi tiga subtipe, diantaranya:

1. Stomatitis aphtosa minor (MiRAS)
Sebagian besar pasien menderita stomatitis aphtosa bentuk minor ini. Yang ditandai oleh luka (ulser) bulat atau oval, dangkal, dengan diameter kurang dari 5mm, dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematus. Ulserasi pada MiRAS cenderung mengenai daerah-daerah nonkeratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut. Ulserasi bisa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri atas empat atau lima dan akan sembuh dalam jangka waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas.

2. Stomatitis aphtosa major (MaRAS)
Hanya sebagian kecil dari pasien yang terjangkit stomatitis aphtosa jenis ini. Namun jenis ini lebih hebat dari pada stomatitis jenis minor (MiRAS). Secara klasik, ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm, dan berlangsung selama 4 minggu atau lebih dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah berkeratin. Stomatitis aphtosa major ini meninggalkan bekas, bekas pernah adanya ulser seringkali dapat dilihat penderita MaRAS; jaringan parut terjadi karena keseriusan dan lamanya lesi.


3. Ulserasi herpetiformis (HU)
Istilah "hepertiformis" digunakan karena bentuk klinis dari HU (yang dapat terdiri atas 100 ulser kecil-kecil pada satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer, tetapi virus-virus herpes ini tidak mempunyai peran etiologi pada HU atau dalam setiap bentuk ulserasi aphtosa.

(pusdat/berbagai sumber)
Bali Post Selasa Paing, 2 Agustus 2011