JUAL BELI PERALATAN PHOTOGRAPHY DI BALI

Teknik Notasi Ilmiah

foto by : Made Jelas photography
TEKNIK NOTASI ILMIAH

Teknik notasi ilmiah dalam makalah hampir sama dengan teknik notasi ilmiah pada teknik notasi ilmiah karya ilmiah populer. Pembahasan mengenai notasi ilmiah dalam makalah tidak jauh beda seperti diuraikan dalam teknik notasi ilmiah populer.

Dalam penulisan karya ilmiah dikenal konvensi notasi ilmiah.Salah satu jenis notasi ilmiah itu ialah catatan kaki. Catatan kaki berisi keterangan tambahan yang tidak dicantumkan dalam uraian.Alasan pemindahan keterangan dari uraian ke dalam catatan kaki adalah karena adanya kekhawatiran keterangan tambahan tersebutakan merusak ataumengganggu konsentrasi pembaca dari topik pembicaraan yang pokok. Namun, keterangan itu sangat diperlukan bagi pembaca untuk memperluas cakrawala dan wawasan pembaca berkaitan dengan persoalan yang dibicarakan.Oleh karena penulis merasa perlu untuk menginformasikan keterangan tambahan yang dapat menunjang informasi pokok tadi.

Dalam modul ini tidak akan diuraikan secara detil mengenai catatan kaki tetapi modul ini akan menjelaskan tentang cara menuliskan kutipan,pengertian, dan prosedur penelusuran bahan/sumber bacaan.

1. Cara Menulis Kutipan
Pembicaraan kita tentang pengutipan di sini terbagi kedalam dua bagian, yakni pengutipan yang berkenaan dengan: (a) catatan, dan (b) kutipan.

a. Catatan
Yang dimaksud dengan catatan adalah keterangan tambahan tentang suatu fakta, teori atau pernyataan yang terdapat dalam uraian. Catatan itu sendiri terbagi ke dalam dua macam, yakni (a) catatan pustaka, dan (b) catatan kaki.

b. Catatan Pustaka
Catatan pustaka merupakan keterangan tambahan yang diambil dari sumber yang berupa buku, makalah,surat kabar, dan sejenisnya. Catatan pustaka biasanya dicantumkan di dalam uraian teks.Untuk catatan jenis ini tidak digunakan istilah-istilah ibid,op.cit, atau loc.cit. Istilah-istilah tersebut bisanya digunakan untuk keterangan tambahan yang diletakan di bagian bawah halaman kertas dan terpisah dari uraian teks. Keterangan tambahan semacam itu biasa disebut catatan kaki.

Untuk memperoleh kejelasan ihwal catatan pustaka, mari kita perhatikan contoh berikut ini.

Contoh 1
Bloomfield (1969) menjelaskan linguistik sebagai ...

Contoh 2
Surachmad (1977 : 432) mengatakan bahwa metode penyajian grafik kini telah menjadi suatu alat komunikasi.

Contoh 3
... Karena itu dalam belajar membaca, siswa harus dibina dengan metode pengalaman bahasa, yaitu ...(Oka, 1983 : 42).

Contoh 4
Hukum yang didapat oleh seseorang dengan ijtihad dinamakan mazhab (Rasjid, 1954)

Contoh 5
Hukum yang didapat oleh seseorang dengan keterampilan berbahasa  ....
Pendapatan itu dipertegas dengan mengatakan bahwa ... (Tarigan, 1983b).

Contoh 6
...  validitas dapat dihitung dengan cara mengetahui korelasi ... (Subino, Tanpa tahun:25).

Jika Anda perhatikan sistem penulisan catatan pustaka pada contoh-contoh di atas, tentu Anda dapat melihat keragaman cara penulisanya. Apakah teknik-teknik penulisan catatan pustaka di atas dibenarkan? Adakah aturan-aturan khusus yang biasa dipedomi untuk menuangkan catatan pustaka?

Baiklah, pada bagian ini kita akan mencoba membahas berbagai teknik penyusunan pustaka yang lazim digunakan dalam penulisan karya ilmiah.

1. Pada contoh 1 kita dapati penulisan nama belakang pengarang (nama lengkapnya Leonard Bloomfield) yang diikuti tahun terbit buku yang dituliskan yang ditempatkan dalam tanda kurung, namun tidak disertai penunjukan halaman. Teknik penulisan catatan pustaka sepertiini dilakukan jika pernyataan yang diacu atau dirujuk terdapat merata di dalam pustaka tersebut. Artinya, si pengarang sangat sering mengungkapkan pernyataan tersebut di dalam bukunya. Jika demikian, kita tidak perlu lagi merujuk halamanya kalau memang si pengarang sering menyatakan pernyataan dimaksud dalam buku yang ditulisnya.

2. Pada contoh 2, penunjukan tahun terbit buku diikuti oleh penunjukan halamanya.
Angka 1977 menunjukan tahun penerbitan buku; sedangkan angka 423 menunjukan halaman di mana pernyataan yang kita rujuk itu terdapat. Perhatikan antara angka tahun terbit buku dan angka halaman buku diletakan tanda titik dua (:) yang pengetikanya tidak diberi harak spasi.

Contoh 2 dan 4 memiliki pola penulisan yang berbeda dengan contoh 1 dan 2
Perhatikan peletakan nama pengarangnya. Pada contoh 1 dan 2, nama pengarang diletakan di depan, sebelum penulisan pernyataanya. Sementara, pada contoh 3 dan 4, nama pengarang diletakan di belakang bersama-sama dengan tahun terbit buku dan kode halamanya. Sesudah penulisan nama belakang pengarang diberi tanda koma (,) selanjutnya diberi spasi, baru kemudian diikuti oleh tahun terbit, tanda titik dua (tanda spasi), lalu halaman buku yang kesemuanya diletakan dalam tanda kurung. Dengan demikian, perbedaan yang kedua dari contoh 1 dan 2 dengan contoh 3 dan 4 terletak pada komponen yang mengisi tanda kurung.

Dengan melihat keempat contoh model penulisan catatan pustaka di atas, ada beberapa hal yang bisa kita simpulkan, yakni:
a. Jika kita mengambil suatu keterangan/pernyataan tertentu dari sebuah buku sumber, dan pernyataan itu dinyatakan secara merata (banyak) dalam sumber aslinya, maka pencatatan pustakanya tidak perlu merujuk halamanya, melainkan cukup dengan mencantumkan nama pengarang dan tahun terbit bukunya.
b. Jika hendak mendahulukan nama pengarang sebelum pernyataanya, maka tulislah nama belakang pengarang, kemudian diikuti tahun penerbitan dan tanpa atau dengan penunjukan halamanya yang diletakan di dalam tanda kurang.
c. Jika mendahulukan pernyataanya sebelum nama pengarangnya, maka penempatan nama pengarang diletakan di akhir penyataan,ditulis bersama-sama dengan tahun terbit dan halaman di dalam tanda kurung.

4. Pada contoh 5 kita dapati tahun terbit yang diikuti oleh penandaan abjad menggunakan huruf kecil secara alfabetis. Model pencatatan pustaka contoh 5 dilakukan jika kita mengambil sumber rujukan dari pengarang yang sama dengan tahun penerbitan buku yang sama pula. Sebagai ciri pembeda bahwa kita mengambil rujukan dari pengarang yang sama, namun dengan judul buku yang berbeda, maka buku-buku dimaksud diberi kode dengan menggunakan huruf (a,b,c,dst.) secara alfabetis. Cara peletakan dan penulisan catatan pustakanya dapat mengikuti contoh 1, 2, 4 atau 5 sesuai dengan selera dan kondisi/persyaratan seperti yang dijelaskan pada butir c) di atas.

5. Ada kalanya kita mengambil rujukan dari sumber yang tidak mencantumkan tahun penerbitan bukunya. Jika demikian, contoh penulisan catatan pustaka pada contoh 6 dapat kita gunakan. Pertama-tama kita sebutkan nama belakang pengarangnya, kemudian diikuti tanda koma, (tanpa spasi), setelah spasi diikuti keterangan "Tanpa Tahun" ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal katanya, diikuti tanda titik dua (tanpa spasi), lalu setelah diberi spasi diikuti oleh pencantuman halaman.

6. Bagaimana jika kita mengambil sumber rujukan dan buku yang ditulis oleh dua orang pengarang atau bahkan lebih? Untuk rujukan yang diambil dari buku yang ditulis dua orang pengarang, nama kedua pengarang itu harus dicantumkan dan di antara keduanya kita gunakan kata dan. Hal-hal lainya sama seperti ketentuan-ketentuan terdahulu. Sementara, jika pengarangnya lebih dari dua orang, sebaiknya digunakan singkatan dkk. (dan kawan-kawan) yang diletakan dibelakang nama penulis pertama, setelah tanda koma.

Perhatikan contoh berikut!
Contoh 7
....  Proses belajar-mengajar yang membawa anak didik ke dalam kegiatan ...
(Sudjana dan Ibrahim, 1990:123).

atau

Sudjana dan Ibrahim (1990) menegaskan bahwa guru dituntut untuk selalu membuat persiapan mengajar sebelum ....

Contoh 8
Harjasujana, dkk. (1988:111) menjelaskan bahwa pada abad informasi ini keterampilan membaca di kalangan siswa ...

atau
...  Seorang mahasiswa dituntut untuk memiliki KEM sekurang-kurangnya 350 kpm (Harjasujana,dkk., 1988:78).

7. Kasus yang lain, sering kali kita mengambil suatu pernyataan/informasi tentunya yang sebenarnya telah kita jumpai dalam beberapa sumber yang berbeda (dengan pengarang, judul buku, tahun terbit yang berbeda). Bagaimana penulisan catatan pustakanya. Jika beberapa sumber informasi diacu bersama, nama-nama pengarang dan tahun terbit tulisanya ditempatkan di dalam satu kurung. Penempatanya mengikuti urutan tahun terbit. Artinya, penulisanya harus mendahulukan nama pengarang yang tulisanya lebih dahulu terbit, diikuti oleh pengarang dengan tahun-tahun terbit tulisan yang berurutan. Tanda titik koma (;) digunakan untuk memisahkan sumber informasi yang satu dengan sumber informasi yang lainya.

Contoh 9
Kalimat utama merupakan suatu pernyataan yang berisi gagasan utama pada sebuah paragraf (Weaver, 1957; Chaplen, 1974; Ruggiero, 1981; McCrimmon, 1984).

8. Kadang-kadang, seorang pengarang menghasilkan karya yang lebih dari satu jilid buku, sehingga bukunya itu kemudian diberi kode jilid 1, jilid 2, dan seterusnya. Judul dan tahun terbitnya sama. Untuk penulisan nomor jilid buku bisanya menggunakan angka Arab. Angka dimaksud ditulis sesudah tahun terbit yang peletakanya dinaikan setengah spasi. Mari kita perhatikan contoh berikut!

Contoh 10
Alisjahbana (1957') menjelaskan bahwa bahasa terdiri atas dua bagian, yakni bagian isi dan bentuk


sumber : BMP MKDU4110 (Bahasa Indonesia) penerbit : Universitas Terbuka